Rumphius, diperkirakan menjadi pelukis pertama tt.jati dalam ''Ambonsche kruidboek""-nya 1697 memberi keterangan botanis dari jati sebagai berikut :
Daun : daun terbesar yang pernah dilihatnya dari pohon muda mencapai panjang 3 kaki dan lebar 20 dim, kebelakang menjadi tirus, kaku dan keras; kering menggerasaaak, diatas warnanya hijau tua dan kasar seperti kulit ikan cucut; dibawah warnanya kelabu sebam dan seperti bulu domba, penuh dengan tulang daun yang kuning warnanya; rasa dan baunya seperti tumput kering dan pait; letak dua daun pada tangkai berhadapan dan 4 daun merupakan bersilang; jarak tangkai daun satu sama lain agak panjang pada tangkai yang lurus dan panjang juga pada yang berbentuk persegi di pucuk; tangkai ini tertutup seperti bulu domba.
Kulit : kulit halus, dari luar seperti bulu domba; kulit ini terasa gatal bila basah liat dirabanya.
Majemuk bunga : rangkai bunga bertandan yang agak teerhampar dan letak tangkai bersilang; dengan susunan begini seterusnya hingga ketangkai bunga yang dua berdua merupakan topang dimana duduk bunga yang kecil; bunga jati terdiri dari enam benang putih dan melengkung kebelakang, diatasnya duduk 6 putik kecil berwarna kuning dan tiang kecil. Di tengah-tengah terletak putik hijau, yang nantinya berbangun seperti kantong kecil, yang akan menjadi biji.
Biji : mula2 biji dibungkus selaput berwarna hijau, yng lama kelamaan menjadi hijau kemerah-merahan. Selaput atau kantong makin lama menjadi kering, di dalam kantong terbungkus putik bundar yang berbulu seperti bulu domba, ini yang disebut biji jati.
Kayu : ada dua jenis kayu jati :
1. jati lanang, warna hitam kepucat-pucatan, bercorak-corak menurut panjangnya, liat, keras dan tidak mudah diketam dan digergaji.
2. jati wedok, warnanya pucat kurang bercorak, lunak, tidak mudah diketam dan agak berambaian, sukar digergaji, dan sukar dihaluskan.
Waktu berbuah ; di jawa jati berbunga di musim kemarau dan berbuah/berbiji di akhir bulan november.
Nama ; dalam bahasa latin ''Jatus'', jerman ''kiantenhout'', melayu dan jawa ''Jati'', Bontius (1630) menamakan dia ''Quercus Indica''.
Poerwokoesoemo, S. Rd. (1956). Jati Jawa (Tectona grandis Linn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar