
Sengon (Albazia Falcataria), termasuk famili Mimosaceae,
keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah
seperti di Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon
laut, atau sengon sabrang (jawa), Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa
(Ternate), dan gosui (Tidore).Kayu sengon
digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan
rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan
lain-lainnya.
Sengon
memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya
tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar
rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar
pohon sengon menjadi subur.
Tanaman
Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang
bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar
pH 6-7.
Ketinggian
tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian
tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas
permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya
memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah hujan
mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat
nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman,
pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman
sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan
dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah
hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban
juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban
tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan
kelembaban sekitar 50%-75%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar